PENENTUAN BERAT JENIS SEMEN
Hai. Teman semuanya apakabar hari ini kita bahas mengenai praktikum bahan bangunan atau juga kita gunakan pada praktikum teknologi beton yah tergantung dengan universitas masing-masing ya teman-teman. Nah sebelum itu kita harus tau dulu beberapa landasan teori yang mebahas menganai paraktikum ini...!nanti teman bisa minta file lengkapnya loh.
TUJUAN Menentukan berat jenis semen, apakah semen tersebut masih berada dalam batas berat jenis semen yang di izinkan dalam pelaksanaan struktural dan pelaksanaan lainnya. Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat : Terampil dalam menggunakan alat pengujian berat jenis semen, Menentukan berat jenis semen secara laboratorium maupun secara lapangan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis semen tersebut., Menentukan apakah semen tersebut masih layak di gunakan untuk struktural atau tidak. Semen Portland merupakan salah satu bahan perekat hidrolis yangdibuat dari campuran bahan yang mengandung oksida utama yaitu kalsium, silica, alumina dan besi. Umumnya semen Portland dibuat dalam suatu industri berteknologi modern dengan pengaturan komposisi yang akurat, sehingga terjamin mutunya. Namun demikian perbedan pengaturan komposisi dan lamanya semen Portland dalam penyimpanan memungkinkan terjadinya ketidakmurnian dan pengurangan mutu. Mineral-mineral dalam semen portland, secara individu masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri mengenai waktu hidrasi, perkembangan kekuatan tekan, perkembangan panas hidrasi dan sebagainya. Dengan menetapkan batas-batas tertentu pada kombinasi kimianya, terbuka kemungkinan untuk mengubah sifat-sifat semen Portland, sehingga menjadi lebih cocok bagi penggunaannya dalam keadaan-keadaan khusus. Kita mengenal 5 tipe semen Portland, yaitu tipe I, II, III IV, V, sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan oleh ASTM. Apabila semen bereaksi dengan air, maka timbulah panas hidrasi yang cukup banyak. Komponen C 3 S dan C 3 A menghidrasi cukup cepat, sedangkan C 2 S dan C 4 AF menghidrasi lebih lambat serta mengeluarkan panas hidrasi dengan kecepatan yang lebih rendah.
Semen portland tipe III adalah jenis semen cepat mengeras, yang cocok untuk pengecoran beton pada suhu rendah. Kadar C 3 S dan C 3 A adalah tinggi, tanpa pembatasan batas atas pada prosentase C 3 S, sedangkan prosentase C 3 A cukup tinggi, sehingga tidak akan dicapai oleh semen tipe I. Butiran-butiran semennya digiling lebih halus daripada butiran-butiran semen tipe I untuk mempercepat proses hidrasi, yang diikuti dengan percepatan pengerasan serta percepatan pengembangan kekuatan.Kekuatan tekan 3 hari semen tipe III adalah sama dengan kekuatan tekan semen tipe I umur 7 hari. Semen tipe III disebut juga “semen dengan kekuatan awal tinggi”. Jenis ini digunakan bilamana kekuatan harus dicapai dalam waktu sangat singkat, walaupun harganya sedikit lebih mahal. Biasanya dipakai pada pembuatan jalan yang harus cepat dibuka untuk lalu-lintas; juga apabila acuan itu harus bisa dibuka dalam waktu singkat. Panas hidrasi 50% lebih tinggi dari pada yang ditimbulkan semen tipe I. Semen portland tipe IV ini menimbulkan panas hidrasi rendah dengan prosentase max. untuk C 3 S sebesar 35%, untuk C 3 A sebesar 7% dan untuk C 2 S prosentrase minimum sebesar 40%. Tipe IV ini tidak lagi diproduksi dalam jumlah besar seperti pada waktu pembuatan Hoover Dam, akan tetapi telah diganti dengan tipe II yang disebut “modified portland cement”.
Semen Portland
tipe V ini
tahan terhadap serangan
sulfat serta mengeluarkan panas.
Reaksi antara C 3 A
dan gips CaSO 4 ,
menyebabkan terjadinya Calsium sulfoalminat.
Dengan cara yang
sama, dalam semen yang telah mengeras, hidrat dari C 3 A
dapat bereaksi dengan garam-garam sulphat
dari luar. Kemudian
membentuk Calsium sulfoalminat
di dalam struktur semen
pasta yang telah
terhidrasi itu. Semen
type V ini, mengandung kurang
dari 5 % C 3
A dan
sejumlah terbatas C 4 AF
dan Magnesium. Kadar C 3 S
dibatasi sampai dengan
50 % oleh
karena C 3 S melepaskan sejumlah
banyak Ca(OH) 2 selama
berlangsungnya hidrasi, sehingga akan
mengurangi ketahanan semen
terhadap serangan kimia. Salah
satu pengujian yang
dapat mengindikasikan kepada
hal tersebut adalah dengan pengujian
berat jenisnya.
Berat jenis semen Portland pada umumnya berkisar antara 3.00 sampai 3.20 dengan angka rata-rata 3.15. Jika berat jenis semen Portland kurang dari 3.00 maka semen dianggaptidak murni lagi atau tercampur bahan lain, dan jika digunakan dalam pembuatan beton, maka beton yang dihasilkan bermutu rendah dan mudah rusak, begitu pula terhadap ikatan-ikatan tidak akan sempurna.
PERALATAN dan BAHAN yang biasa digunakan imbangan dengan ketelitian 0,01 gram, Lie Chaterlier Glass, Water Bath / Ember, Corong Kaca, Saringan No. 200, Kawat Pengaduk, Wash Bottle Bahan : Minyak tanah, Semen Portland 64 gram.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Cara Laboratorium Mengisi botol Lie Chaterlier yang bersih dan kering dengan minyak tanah yang telah disaring dengan skala 0 dan 1. Bagian dalam botol diatas permukaan cairan dikeringkan. Memasukkan botol Lie Chaterlier tersebut kedalam bak air dengan suhu antara 20° - 30° C ( suhu kamar ) yang tujuannya menyamakan suhu cairan didalam botol dengan suhu yang ditetapkan ( suhu kamar ). perendaman dilakukan selama 20 menit. Menimbang semen sebanyak 64 gram yang terlebih dahulu semen diayak dengan saringan Mesh No. 200. Setelah 20 menit, botol Lie Chaterlier dikeluarkan dari bak air dimana diharapkan suhu telah sama dengan suhu kamar, Baca Skala pada botol dan catat sebagai V1 Memasukkan semen Portland sebanyak 64 gram sedikit demi sedikit kedalam botol Lie Chaterlier. Hindarkan penempelan pada dinding dalam botol diatas cairan yaitu dibantu dengan corong kaca agar hal tersebut tidak terjadi. Setelah benda uji dimasukkan, tutup botol tersebut. Kemudian diputar-putar dengan posisi miring secara perlahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan. Mengulangi pekerjaan no. 2 yaitu memasukkan botol Lie Chaterlier yang telah berisi semen kedalam bak air atau Water Bath selama 20 menit. Lalu dikeluarkan serta amati dan catat sebagai V2.
Cara Lapangan Mengisi gelas ukur 500 ml dan 100 ml dengan minyak tanah masing-masing 150 ml dan 40 ml. Gelas ukur yang berisi minyak tanah tersebut dimasukkan kedalam water bath dengan suhu antara 20°-30° C selama 20 menit, dimana tujuannya menyamakan suhu dalam gelas ukur dengan suhu kamar. Timbang semen sebanyak 100 gram dan 25 gram yang terlebih dahulu semen diayak dengan saringan Mesh no. 200. Setelah20 menit, keluarkan gelas ukur tersebut dan amati volumenya dan catat sebagai V1. Masukkan semen yang telah ditimbang sebanyak 100 gr kedalam gelas ukur 500 ml dan 25 gr kedalam gelas ukur 100 ml. Memasukkan semen secara sedikit - sedikit Mengocok gelas ukur tersebut hingga semen yang menempel pada dinding gelas ukur terkena minyak tanah agar bersih dan juga supaya gelembung-gelembung udara keluar. Masukkan kembali gelas ukur tersebut kedalam Water Bath selama 20 Menit lalu dikeluarkan serta amati Volumenya dan catat sebagai V2.
Wah udah selesai ya kalau teman-teman mau minta contoh
laporan lengkapnya beserta formatnya dapat kirim email ke kita ya dengan format
nama/jurusan/universitas/judulnya, nanti akan kirim via email semoga bermanfaat
yaa,..,.,
Posting Komentar untuk "PENENTUAN BERAT JENIS SEMEN"